Pengertian Paragraf
Paragraf
atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan
singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya
sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat
beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat
utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat
ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang
pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok
paragraf yang dapat diungkapkan. terdapat paragraf induktif dan deduktif.
Macam-macam Paragraf
1.
Berdasarkan
Jenisnya
1.
Paragraf Narasi
Paragraf Narasi ialah jenis
paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan
waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita.
Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola
pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh,
setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh paragraf
narasi:
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak
bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti
didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar
rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara
bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan
menurut jenis ceritanya, yaitu:
- Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus.
Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan
klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris
seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria yang akan
menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka
membawakan "Mars Jalan" yang
dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....
- Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia
mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh
tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut
pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.
2.
Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan
kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat
pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari
paragraf tersebut.
Contoh Paragraf Deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai
Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih
berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang
jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang
menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat
hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku
karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air
laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat
wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu
kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari
tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir
pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar
belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal
di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh
wisatawan yang datang.
Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:
- Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
- Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
- Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
- Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Didalam paragraf deskriptif terdapat
pola pengembangan paragraf, yaitu:
- Pola Spasial
- Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan
pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi
lagi menjadi 2 pola yaitu:
1)
Pola Subjektif ialah pola yang
menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari
penulis.
2)
Pola Objektif ialah pola
pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa
adanya tanpa disertai opini penulis.
3.
Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk
memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan
suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga
memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan
proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
- Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
- Gaya penulisannya bersifat imformatif.
- Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
- Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh Paragraf Eksposisi:
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman
lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya
sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa
buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan
duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat
bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki
banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi
komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat
sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan
seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan
kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.
Paragraf eksposisi terbagi dalam
beberapa jenis yaitu:
- Eksposisi Definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh paragraf eksposisi definisi:
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di
tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat
musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm, dengan ciri
fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya
berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang tidak hanya
terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting untuk
menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis, dan
beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan
tumbuhan ini sering disepelekan karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang
sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
- Eksposisi Klasifikasi ialak paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh paragraf eksposisi klasifikasi:
Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi,
tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada
pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis,
bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta
dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas
aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya sastra pada
kritikusnya.
- Eksposisi Proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh paragraf eksposisi proses:
Lemon dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai
penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan
sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab
jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan perasan lemon atau jeruk
nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah secara merata dan biarkan
selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang
dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang
maksimal.
- Eksposisi Ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan "bagaikan."
Contoh paragraf eksposisi ilustrasi (contoh):
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik.
Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang
otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya.
Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat
mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan
sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga
masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
- Eksposisi Pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh paragraf eksposisi pertentangan:
Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang
yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan
orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu
jika menemui jalan sempit di desa-desa.
- Eksposisi Berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar
Contoh paragraf eksposisi berita:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional
mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir
seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya,
permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya
meningkat.
- Eksposisi Perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh paragraf eksposisi perbandingan:
Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang
banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki, peminatnya
banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang menonton orang lain
berjalan kaki.
- Eksposisi Analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh paragraf eksposisi analisis:
Beragam teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang
kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang
detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy. Dia
dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS
tersebut …
4.
Paragraf Argumentasi
Paragraf Agumentasi
ialah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis
dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar
pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan
terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
- Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll.
- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis paragraf argumentasi:
- Pola Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Contoh Pola Analogi: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
- Pola Generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola Generalisasi: Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
- Pola Hubungan Sebab Akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat: Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
5.
Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi
ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat
sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai,
penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
- Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
- Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui epercayaan antara penulis dengan pembaca.
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
- Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh paragraf persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang
sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun
lokal. Ritual unik ini disebut dengan
ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol
penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya
membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak
semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben
biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben
telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat
unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara
Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
2.
Berdasarkan
Tujuannya
1. Paragraf
pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki
sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemuli baru saja usai. Sebagian
orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu
berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan
oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami
stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2. Paragraf
penghubung
Paragraf penghubung berisi inti
masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini
lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung
bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat
deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun
berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung
pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau
landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan
pendapat pengarang.
3. Paragraf
penutup
Paragraf penutup biasanya berisi
simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai
hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat.
Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta
bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
3.
Berdasarkan
Letak Kalimat Utama
1. Paragraf
deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum
yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana
itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi,
hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2.
Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama
di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan
diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa
merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan
lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang
bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
3. Paragraf
campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya
kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir
merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban
manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.
4. Berdasarkan Isi
1. Paragraf
deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan
kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat
dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal,
keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari,
pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar
penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah
yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan
meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang
dan penuh pesona.
2. Paragraf
proses
Paragraf proses ditandai dengan
tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam
kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses,
meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf
efektif
Paragraf efektif adalah paragraf
yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran
utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang,
harus ada koherensi antar kalimat.
4..
Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara
mengulang kata atau kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa
dilakukan dengan cara mengulang bagian-bagian kalimat yang penting.
Contoh
:
Ada
kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada manusia. Setiap manusia
perlu makan, makan untuk hidup. Hidup tidak hanya unuk makan. Akan tetapi hidup
manusia mempunyai tujuan. Tujuan hidup berbeda-beda antara yang satu dengan
yang lainya, tetapi ada persamaannya yakni salah satu diantaranya melangsungkan
keturunan. Keturunan merupakan penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik
dan tangguh. Tangguh menghadap segala tantangan
dan
rintangan. Rintangan dan tantangan membuat manusia berpikir. Berpikir bukan
sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk memecahkan berbagai persoalan
hidup dan kehidupan (Taringan,1981:34).
5.
Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam
sebuah paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai
untuk memperjelas maksud dalam kalimat topik.
Contoh
:
Proses
pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara “Menembak” atau
”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang berlaku). Contohnya waktu
membayar pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi menyuruh calo yang
biasa mangkal disana. Beresnya cepat sekali. Contoh lain waktu adik saya akan
membuat SIM. Dia hanya memberikan uang da salinan KTP kepada calo lalu dia
dipanggil untuk dipotret. Beberapa menit kemudian, SIM pun selesai. Selain itu
waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya memerlukan waktu menunggu satu
jam dengan cara memberi uang pelicin alakadarnya. Sementara itu, orang lain
harus menunggu akta kelahiran anaknya beberapa jam setelah menyerahkan formulir
karena tidak memberi uang pelicin.
6.
Paragraf Pertanyaan
Kalimat
topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-kalimat
pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan jawaban-jawaban atas
pertanyaan tersebut.
Contoh:
Siapakah
Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa Arab anak pengusaha terkenal di negeri
tersebut. Dia seorang politis Muslim yang menentang pemerintahan kerajaan yang
di Arab, akibat pertentangannya dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke
Afganistan dan memimpin sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya,
Dia dituduh Amerika Srikat sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang
dan menghancurkan Petagon dan WTC. Oleh karena itu , dia menjadi salah seorang
daftar pencarian orang di Negara Amerika Serikat.
7.
Paragraf Perbandingan
Pengembangan
Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-bandingkan kalimat
topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan
dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan tersebut
dalam bentuk yang konkret atau bagian bagian kecil.
Contoh:
Sifat
orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-tempat yang
kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana saja dia pergi pasti
pasti membawa penyakit. Begitu juga orang jahat biasa tinggal di tempat-tempat
maksiat dan biasa makan makanan yang diharamkan. Kemana pun dia pergi pasti
bikin membuat keonaran yang meresahkan warga.
STRUKTUR PARAGRAF
Paragraf terdiri
atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok
alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama. Untuk
mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Posisi
Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh
beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun
oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi,
kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau
secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan
bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf
tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh
dan lengkap.
2. Batasan
Paragraf
Pengertian paragraf ini ada beberapa
pendapat, antara lain :
1. Kamus
Besar Bahasa Indonesia : paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru)
2. The
Jiang Gie dan A. Didyamartaya : paragraf ialah satuan pembagian lebih kecil di
bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi angka Arab.
3. Kegunaan
Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi
keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa
kegunaan, sebagai berikut:
1. Sebagai
penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
2. Alat
untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda
bahwa pikiran baru dimulai,
4. Alat
bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam
rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi,
dan penutup.
4. Unsur-Unsur
Paragraf
Ialah beberapa unsur yang pembangun
paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis.
Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu :
(1) transisi,
(2) kalimat topik,
(3) kalimat pengem-bang, dan
(4) kalimat penegas.
Keempat unsur ini tampil secara
bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf
mengandung dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat pengembang),
tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
5. Struktur
Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan
urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan
menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf
terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
2. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
3. Paragraf
terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
4. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
6. Paragraf
terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
7. Paragraf
terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.
SYARAT-SYARAT
PARAGRAF
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua
kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau
suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu
memuat satu hal saja.
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah
kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk
suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar
kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan
sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan
kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf
yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap.
Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan
adalah paragraf yang tidak lengkap.
4. Panjang
Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai
tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan
tingkat pembaca yang menjadi sasaran.
Memperhitungkar, 4 hal :
Penyusunan
kalimat topik,
Penonjolan
kalimat topik dalam paragraf,
Pengembangan
detail-detail penjelas yang tepat, dan
Penggunaan
kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5. Pola
Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf
harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh
pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu
pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan
gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan
dalam tulisan ilmiah. antara lain :
(1) pola runtunan waktu,
(2) pola uraian sebab akibat,
(3) pola perbandingan dan
pertentangan,
(4) pola analogi,
(5) pola daftar, dan
(6) pola lain.
Ada tiga teknik pengembangan
paragraf :
1. Secara
alami
Pengembangan paragraf secara alami
berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan
waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan,
atau tindakan.
2. Klimaks
dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini
berdasarkan posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi
atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pads bagian
akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan
posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut
antiklimaks.
3. Umum
Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk Umum ke Khuss utama
diletakkan di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk
khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf
induktif.
Metode-Metode Pengembangan Paragraph Sesuai dengan Dasar
Pembentukan Alenia.
1. Klimaks dan
Anti – Klimaks
Perkembangan gagasan
dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks,yaitu
suatu gagasan utama diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling
rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke
gagasan yang paling tinngi kedudukannya atau kepentingannya.
Variasi dari klimaks
adalah anti-klimaks, yaitu penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang
dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui
gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling rendah.
2. Sudut
Pandang
Yang dimaksud dengan
sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu.Sudut
pandang mencakup pengertian bagaimana pandangan atau anggapan penulis terhadap subjek
yang sedang digarapnya. Sudut pandang membantu merumuskan maksud penulisdan
membatasi pokok yang akan digarapnya.
3. Perbandingan
dan Pertentangan
Yang dimaksud dengan
perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara seorang pengarang menunjukkan
kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan dengan bertolak
dari segi-segi tertentu. Segi-segi perbandingan harus disusun sedemikian rupa
sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.
4. Analogi
Analogi merupakan
perbandingan yang yang sistematis dari dua hal, maka tetapi dengan memperlihatkan
kesamaan fungsi dari dua hal tersebut sebagai ilustrasi. Analogi biasanya
digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan
sesuatu yang dikenal baik oleh umum.
5. Proses
Proses merupakan suatu
urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu peristiwa atau kejadian.
6. Sebab –
Akibat
Pengembangan alenia
dapat pula dilakukan dengan menggunakan pola sebab-akibat sebagai dasar. Dalam
hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama,
sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga terbalik, akibat dijadikan
gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
7. Umum –
Khusus
Cara mengembangkan
gagasan-gagasan dalam sebuah alenia secara teratur terbagi dua.Pertama, gagasan
utamanya ditempatkan pada awal alenia, dan perincian-perinciannya terdapat
dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kedua,dikemukakan perincian-perinciannya,
kemudian pada akhir alenia generalisasinya. Jadi, yang satu bersifat deduktif,
sedangkan yang lainnya bersifat induktif.
8. Klasifikasi
Klasifikasi adalah
sebuah proses untuk mengelompokkan gagasan-gagasan yang dianggap mempunyai
kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi tertuju pada dua arah
yang berlawanan yaitu:
1. Mempersatukansatuan-satuan
ke dalam suatu kelompok.
2. Memisahkankesatuan
tadi dari kelompok yang lain.
9. Definisi
Definisi dalam pembentukan
alenia adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap
sebuah istilah atau hal.
Kesimpulan
1. Karangan yang
pendek / singkat yangberisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang
saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraf/alinea. Untuk
dapat membuat suatuparagraf yang baik harus memiliki dua ketentuan yakni
kesatuan paragraf dankepaduan paragraf.
Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah
karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan garis baru.
Secara umum
paragraf/alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat
2.
Struktur
Paragraf yaitu Posisi Paragraf, Batasan
Paragraf, Kegunaan Paragraf, Unsur-unsur Paragraf, Struktur Paragraf
3.
Syarat-syarat
paragraf/alinea yang baik harus memiliki ketentuan yaitu kesatuan, kepaduan,dan
kejelasan paragraf/alinea, Panjang
Paragraf Pola Sususnan Paragraf
4.
Macam-macam paragraf
1. berdasarkan
jenisnya yaitu Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, Persuasi
2. berdasarkan
letak kalimat utamanya yaitu Deduktif, Induktif, campuran
3. berdasarkan
tujuannya yaitu Pembuka, penghubung, Penutup
4. berdasarkan
isi yaitu Deskripsi, Proses, Efektif, Perulangan, Contoh, Pertanyaan,
Pertandingan
5.
Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
1. Kemampuan memerinci secara maksimal
gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan
bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Daftar Pustaka
Depdiknas. 2002. Kamus Besar
Bahsa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Depdiknasa.
Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan
Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung : CV Yrama Widya.
Herman J. Waluyo. 2001. Teori
Drama dan Pengajaran. Yogyakarta : Hanindita.
Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan
Apresiasi Puisi. Jakarta : PT Erlangga
Wiyanto, Asul. 2001. Diskusi.
Jakarta : PT Grasindo.
Wiyanto, Asul. 2001. Terampil
Pidato. Jakarta : PT Grasindo.